Kamis, 31 Desember 2015

Tentang Cerita Rakyat

Sekilas mengenai Cerpen ->" Legenda Gentansari'

Akhir tahun yang penuh refleksi!
Daripada kesel sendiri mending numpahin uneg-uneg saja disini!
Kesel tidak bisa liat harimau putih yang dulunya jadi program unggulan yang sekarang digeser jam tayangnya *UPS!* yang kutau acara unggulan itu pasti tayang antara jam tujuh sampai sembilam malam.. *itu sudah harga paten bagi stasiun TV kalau ingin mengejar rating...
Kalau tidak ditayangkan pada jam tayang prima berarti bukan acara unggulan, dong? Selain di 'prime time' itu untuk segmented...
*Jiahh! Sebenarnya dalam cerita ini ada harimau putih juga. Siapa tau itu jelmaan dari harimau Gumara atau Pitaloka [Eh?] atau Ki Maung???
0_o
Masa penantian *halah* Maksudnya deg-degan menanti karya mengenai cerita rakyat telah berakhir. Berbagai persepsi berkelindan mengenainya. Dan diriku termasuk yang  'Santai saja! Ala lagunya Sania yang penyanyi itu. Bukan merk minyak goreng, lho ya...
Sania terkenal dengan seluruh rambutnya yang dikepang  kecil-kecil.
copy image location from Kemdikbud

Penuh antusias aku meng-share gambar tautan tersebut di dinding facebook. ' Pencerahan bukan sekedar dongeng' menjadi  ketetapan yang musti kupatuhi sebagai runtutan dalam pembuatan naskahnya. Berharap tulisan yang kubuat bertuah  pahala dari Sang Khaliq. Termasuk menjadi peninggalan berarti bagi anak keturunanku nanti. Begitu besarnya harapan maka diriku tidak mau bikin naskah asal jadi.
Tapi, yang namanya karya manusia tidak ada yang sempurna. Setelah jadi ternyata menyisakan kejanggalan seperti Pov yang belum kupastikan sampai rangkaian jalinan cerita yang terkesan lompat-lompat. Semoga tidak mengurangi esensinya.
Kalaupun aku benahi, aku tidak akan bisa belajar pada kesempatan berikutnya.

Meskipun tidak menjadi naskah yang terpilih tapi semangat untuk memperkenalkan daerah asal nenek moyangku tetap menyala. Sesuai dengan himbauan bapak menteri inkamben, Anies Baswedan mengenai cerita rakyat yang seyogyanya dikemukakan pada khalayak  agar mendunia. Mengingat sebenarnya Kemdikbud telah mempunyai transkip  asal-muasal kampung senusantara, bagi yang sudah mengumpulkannya...
Itulah alasanku untuk memposting cerita rakyat ini.

Aku sendiri yang berada di Desa Kaligentong malah memilih kampung di desa sebelah, tepatnya  Gentansari, Desa Gladagsari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
Dari sana kampung halaman ayah sampai moyang dari pihak kakek.
Sebenarnya ada nama kampung yang mirip yakni Getasari. Entah mana yang merupakan asal-muasal dari cerita ini. Yang pasti, dimana kawedanan berada, maka itu yang menjadi acuan utama. Kawedanan yang sekarang menjadi kantor Kecamatan Ampel berada di Gentansari.
Dan aku bersyukur menjadi salah satu orang yang mendengar cerita tentang legenda Gentansari ini.

Banyak yang tidak mengenal jelas tentang cerita ini.  Sehingga perlu mengumpulkan referensi. Belum lagi diburu deadline, bahkan konsep penulisan baru kutemukan kurleb seminggu jelang deadline. Mafhum jika jalinan cerita  tidak runut. Tapi aku masih mendebat kalau alur lompat-lompat itu biasa 0_0 maksudnya biasa kutemui pada karya yang dianggap sastra...

Perlu diketahui juga bahwa aku mengambil cerita ini yang menjadi subbab berjudul 'Kanjeng Prabu' dalam Novel yang kuikutkan dalam Lomba Menulis Novel Inspiratif +Indiva   tahun 2014 lalu namun dengan fokus cerita yang berbeda.

Kalaupun ada kesempatan berkarya dalam even yang sama di tahun mendatang maka aku bisa mengambil cerita legenda yang lain yang masih banyak dan belum dipublikasikan. Semoga even dari Kemdikbud lebih baik pelaksanaannya. Bila ada kesimpangsiuran seperti yang terjadi pada even tahun ini Semoga tidak akan terulang lagi..
tentang pengumuman pemenang lomba kepenulisan ceruta rakyat tahun ini lumayan menjawab kesimpangsiuran itu. Pasalnya  nihil update status saat kutelusuri di lini masa facebook resmi dari   Kebudayaan-Kemendikbud mengenai jejak lomba bergengsi  ini. Padahal sebelumnya aku sempat membaca   status pemberitahuan yang menjadi media pelampiasan kekecewaan peserta yang sama sekali tidak diberitau meskipun hanya berupa email bahwa naskahnya telah masuk ke meja dewan juri.

Bagi peserta termasuk diriku menjadi tenang bila sudah mendapat balasan bahwa naskahnya telah masuk ke redaksi alamat yang dituju.
Entah bagaimana hasilnya, sudah 'nyicil ayem'dulu sebabnya naskahnya sudah lolos meskipun masih dalam tahap administrasi.
***

Untuk lebih mengerti dan sebagai penghilang bosan, saya akan coba memberitau kata-kata yang mungkin asing dalam khasanah bahasa Indonesia karena saya memakai bahasa jawa dengan maksud memiliki pemahaman tertentu dalam bahasa tersebut.
Sebenarnya, kata-kata itu bisa di-search by google.
Berikut sedikit pengetahuan bahasa jawa  [= Kawruh Basa] dari cerpen 'Legenda Gentansari'

mamring = keadaan sunyi, biasanya digabungkan menjadi  tembung camboran [= kosakata] sepi mamring untuk menguatkan kesan. Sama halnya dengan kosakata 'sunyi sepi'

mursal = melakukan perbuatan tercela atau melanggar norma agama.

linuwih = memiliki kelebihan.

Pamong Praja = Pejabat dalam Pemerintahan.

tedhak = semacam inspeksi mendadak [sidak], singgah.

tirakat = berasal dari bahasa arab -> thareqat = mendekatkan diri pada ALLAH dengan menjalani ritual tertentu semisal dengan dzikir atau puasa.

Rama = Ayah

kadang = saudara, kerabat-> Kadang sepuh = saudara tua

pakunjaran = ruang tahanan

janget =  tali dari ekor kuda yang dijalin.

sesumbar = berkoar, bermulut besar.

bantala rukti = bantala [= bumi] rukti [= pelihara] -> bantala rukti = ilmu yang menggunakan tanah untuk memperoleh kekuatan.

Anggara Manis = Anggara [= dari bahasa Kawi yang berarti Selasa] Manis [= hari pasaran Legi] -> Anggara Manis = Selasa Legi

Primbon = kitab, buku, kumpulan rumus // kamus.
Neptu = Petungan [= perhitungan] jumlah dari hari, pasaran, dan taun sedangkan tiap-tiap hari, pasaran, maupun tahun memiliki angka sendiri-sendiri.
Wuku, wukon, pawukon =  adalah perhitungan yang menggabungkan satu pekan atau pasaran yang lima hari [= pancawara] dengan satu minggu yang berjumlah tujuh hari [= sapta wara] Siklusnya selama 30 x 7 = 210 hari. Terdapat 30 nama yang diambil dari kisah Prabu Watugunung.

 nggegirisi  = mengerikan dan membahayakan.

Peristiwa Bengawan Sore  bukan tembang Jawa yang dianggit Ki Manthous melainkan salah satu bagian sejarah. Bila diceritakan ringkas adalah  tempat bertemunya Ki Penjawi dan Ki Ageng Selo dengan musuhnya, adipati Jipang, Arya Penangsang. Berdua mengikuti sayembara yang diadakan Sultan Hadi Wijaya yang menganggap Adipati Jipang tersebut memberontak karena tidak mengakui kekuasaannya di Pajang menggantikan dinasti kerajaan Demak yang telah runtuh. Sebenarnya dengan bendungan yang dibuat di tepian Bengawan Solo yang bernama Bengawan Sore ini, Arya Penangsang bisa bertahan dan musuh dapat  ditumpas jika melewatinya. Untuk menggiring Adipati Jipang itu keluar dari pertahanan tersebut  Ki Juru Martani menggunakan siasat dengan menyuruh Sutawijaya mengendarai kuda betina sehingga berhasil memancing Gagak Rimang, kuda jantan  Arya Penangsang. Melaju memasuki pertahanan musuh.

pepesthen = garis taqdir

olah kajiwan = ilmu yang dipelajari untuk jiwa seperti ilmu agama.
olah kanuragan = ilmu yang dipelajari untuk raga seperti silat.

piyandel = kekuatan, keutamaan pada diri, sesuatu dalam diri yang bisa untuk diandalkan biasanya berupa kesaktian.

pinunjul = unggul -> pinunjul ing apapak = tak terkalahkan

solah perbawa = tingkah laku, tindak-tanduk, sopan- santun, kepribadian.

pengapesan = kelemahan, penghilang kekuatan, penyebab kesialan.

Sarik Agung = suatu  hari yang dianggap pantangan melakukan sesuatu hal penting menurut perhitungan  Wuku

wewaler = pantangan

legeg = terdiam, tercenung, bengong, trenyuh, terharu.

tempuran = percabangan sungai atau pertemuan dua aliran sungai

panjer = penanda, penerang, tidak dipadamkan untuk penerangan, dipertahankan dalam keadaan sedemikian.

moksa = meninggal dalam keadaan menghilang bersama raga dimana nyawanya bersemayam

syair dhandanggula yang dimuat di cerpen bila diartikan secara sederhana =
semut hitam bertelur di dalam api
ada merak bermesraan dengan buaya
keong matanya sebesar kenong [ = salah satu alat musik gamelan, atau -> sakenong = jumlah sebakul [eh?] kalau sebakul nasi namanya 'Tenong' bukan 'kenong' ]
Tikus pada bernyanyi
kucing kurus yang menunggui
kodhok menguras laut beroleh banteng seribu
ketapang menyerbu gunung
semut api menyerbu gunung Merapi
pohon ranti berbuah delima
ciptaan  RN. Ranggawarsita

sanepa = gambaran, perumpamaan

jarah -> jarah rayah = kosakata yang saling menjelaskan yang berarti dirampok, dicuri, dirampas habis-habisan

sugeng = selamat // hidup

bromocorah = profesi lengkap dari mencuri, merampok, maling, begal, dan pekerjaan sejenis yang merampas hak milik orang lain.

nglalu = bunuh diri

kowar = anak yang lahir  di luar pernikahan

dipupu = diasuh dan djadikan anak angkat

dijabanin = direstui, diharapkan, menjadi tekad

Jamu dhong lingga kalau diartikan sederhana berarti jamu daun lingga. Dan perlu diketahui lingga berasal dari bahasa Kawi yang berarti alat kelamin pria ->> diartikan lebih lanjut bila dijabarkan merupakan kepanjangan dari kata 'salin angga' [= ganti tubuh] Kira-kira sudah mengerti maksud dari istilah jamu ini...? Na 'UdzuBillah hi min dzalik..

digadang-gadang = dicita-citakan, diharapkan
kalungguhan = kedudukan, pangkat, jabatan.
 ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah perhatian untuk blog ini
Semoga Bermanfaat...
Terima kasih atas kunjungannnya...